PT BestProfit Futures Medan Jakarta, CNN Indonesia -- Hari ini (25/11), yang disebut Black Friday, sudah dinanti-nantikan sejak lama oleh para pehobi belanja. Ya, ini lah saatnya berburu barang idaman, tak terkecuali kado akhir tahun. Black Friday berlangsung sehari setelah Thanksgiving Day, pada Kamis ke-empat November, terutama di Amerika Serikat. Lazimnya, sejumlah toko—termasuk toko online-menawarkan diskon besar-besaran, dan pehobi belanja pantang melewatkan. Istilah Black Friday sendiri sudah digunakan New York Times di sebuah artikel sejak 1870, merujuk anjloknya harga emas pada September 1869. Meski Black Friday sudah lama menjadi tradisi, tak ada salahnya berhati-hati saat membeli suatu barang. Laman Boston Globe menyebutkan, Black Friday tak lebih dari sekadar gimmick. Bisa jadi anda malah mengeluarkan lebih banyak uang dari semestinya. Apalagi antrean di depan kasir mengular. Usaha mencari tempat parkir pun bukan perkara mudah. Berikut ini, tips dari Boston Globe agar terhindar dari ‘jebatan Batman’ Black Friday:
Tak semua barang yang ditawarkan bermutu. Sebagian barang yang didiskon, menurut Forbes, bermutu rendah, dan sebagian lain tidak dibanderol harga paling murah. Harga barang-termasuk pakaian serta tiket penerbangan malah lebih miring pada Januari. Lebih baik menunggu sebulan lagi untuk memberikan gift card pada Desember. Pembelian mebel juga lebih baik sesudah pertengahan tahun. Harga baju-baju lebih murah selewat musim. Laptop dan peranti game lebih tepatnya diburu pada Agustus saja. Jikapun anda kadung ‘kebelet’ berbelanja saat Black Friday, Bankrate dan Deal News menyarankan untuk berfokus membeli barang macam peralatan rumah tangga, DVD, video game. Tapi ingat, barang yang dibeli selama Black Friday tidak bisa dikembalikan. Banyak pengusaha retail mengandalkan Black Friday untuk mendorong profit, bukan menyediakan hadiah akhir tahun. Mereka menggunakan beberapa trik mengiming-imingi konsumen untuk menggelontorkan lebih banyak uang di luar batas kebutuhan. Harga diskon ditawarkan dengan sederet aturan dan hitung-hitungan yang rumit. Contohnya, harga baju dibanderol Rp1 juta dengan diskon 20 persen, plus tambahan 25 persen. Tapi di kasir, harganya hanya didiskon 40 persen saja, bukan 45 persen. ‘Jebatan Batman’ lain, sebagaimana hasil analisis Market Track, memperlihatkan harga barang yang dijual di beberapa toko saat Black Friday malah dibanderol lebih mahal 20 persen dari harga asli. Markup semacam ini tentu saja mengecohkan konsumen. Black Friday memang impulsif. Ini lah satu hari yang diwarnai belanja impulsif dan toko-toko memanfaatkan kelemahan pehobi belanja. Menurut Fundivo, rata-rata pehobi belanja di AS menghabiskan sekitar Rp5 juta saat Black Friday, pada 2015. Tahun ini, menurut survei National Retail Federation, pehobi belanja di AS diperkirakan bakal menggelontorkan uang hampir Rp13 juta. Maka ada baiknya untuk merencanakan secara matang barang apa saja yang akan dibeli saat Black Friday, hari ini (25/11). PT BestProfit Futures Medan Sumber oleh : cnnindonesia.com Bestprofit Futures Medan
0 Comments
Leave a Reply. |
PT BESTPROFIT FUTURES |